Siapa yang tak tahu Slamet Riyadi? Pastinya masyarakat Solo sudah tidak asing lagi dengan nama itu. Slamet Riyadi merupakan nama jalan raya utama di Kota Solo mulai dari daerah Kleco hingga Gladak. Dan juga monumennya di daerah gladak dekat dengan PGS. Nama Slamet Riyadi juga digunakan sebagai nama salah satu universitas swasta di Solo yaitu Universitas Slamet Riyadi (UNISRI). Selain itu nama Slamet Riyadi juga diabadikan menjadi nama Ksatrian Grup-2 Kopassus Kartasura.
Sebenarnya, siapa Slamet Riyadi dengan nama yang besar itu? Brigadir Jenderal Ignatius Slamet Riyadi adalah pahlawan nasional yang lahir di kota Solo. Pada masa penjajahan Jepang ia belajar di Sekolah Tinggi Pelayaran hingga meraih ijazah Navigasi. Dan kemudian Slamet Riyadi merintis kariernya dengan menjadi Heiho Laut.
Pada tahun 1945 Slamet Riyadi menyerbu markas Kempetai yang ada di Solo bersama barisan bekas Peta, Heiho dan Seinendan didukung ratusan penduduk setempat. Di saat yang bersamaan, sedang berlangsung perundingan antara pemerintah RI dan Jepang mengenai penyerahan kekuasaan berikut senjata. Serangan Slamet Riyadi bersama kawan-kawan itu berhasil, sehingga Jepang dengan terpaksa menyerahkan segala yang diminta RI.
Ketika pecah Agresi Militer pertama pada tahun 1947, Slamet Riyadi memimpin perlawanan di Jawa Tengah, meliputi di sekitar Ambarawa, Srondol, Mranggen dan Semarang. Pada akhir tahun 1948, beliau diangkat sebagai Komandan Brigade yang terdiri dari 4 batalyon TNI dan 1 batalyon Tentara Pelajar.
Pada 7 Agustus 1949, Slamet Riyadi memimpin pasukan gerilya menuju Solo yang saat itu diduduki Belanda. Setelah tercapai gencatan senjata pada waktu itu, Belanda menyerahkan kembali kota Solo kepada Pemerintah Republik Indonesia, dimana Letkol Slamet Riyadi sebagai Pemerintah Republik Indonesia dan Kolonel Ohl mewakili Tentara Belanda.
Slamet Riyadi gugur sewaktu memimpin pasukan TNI merebut Benteng Victoria dari pasukan Pemberontak Republik Maluku Selatan (RMS) di Ambon pada tanggal 4 November 1950. Jenazahnya dimakamkan di Ambon. Atas jasa-jasanya, Letkol Slamet Riyadi memperoleh penghargaan kenaikan pangkat dua tingkat lebih tinggi menjadi Brigadir Jenderal Anumerta.