Batik Solo telah dikenal luas oleh masyarakat tidak hanya di Indonesia tetapi juga di mata internasional. Batik ini cukup mudah diingat karena memiliki corak dan warnanya yang khas di banding batik-batik dari daerah lain. Para wisatawan pecinta batik tak pernah absen untuk mengunjungi Kota Solo sebagai salah satu destinasi berburu batik.
Batik Solo memiliki banyak ragam corak yang sampai saat ini masih beredar di masyarakat. Salah satunya yang populer adalah motif Sidoasih. Batik Solo yang satu ini berkembang di lingkungan keraton sebagaimana juga motif-motif Batik Solo lainnya. Sidoasih berasal dari kata “sido” yang berarti jadi, dan “asih” yang dapat diartikan kasih ataupun sayang.
Secara filosofis Sidoasih memiliki makna kehidupan manusia yang penuh dengan kasih sayang. Melambangkan kehidupan yang harmonis untuk mencapai kentraman dunia maupun di akhirat. Makna dari motif Batik Solo yang satu ini merupakan harapan agar manusia memiliki rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.
Motif Sidoasih sama dengan motif Batik Solo kebanyakan yang juga dikenakan pada upacara perkawinan. Sidoasih biasanya menjadi busana malam pengantin. Motif ini mengandung doa agar kehidupan rumah tangga pasangan tersebut selalu dipenuhi dengan kasih sayang, saling mencintai, dan keromantisan.