Surakarta, sebuah kota yang identik dengan sentra batik ini merupakan kota yang memiliki perkembangan yang pesat selama 5 tahun terakhir. Kota Surakarta yang dikenal dengan kota Solo ini juga dikenal dengan Spirit of Java, dimana budaya Jawa masih eksis diantara hiruk pikuk kehidupan modern.
Kota Solo ini melahirkan tokoh-tokoh budaya negeri. Ada Gesang melalui lagu “Bengawan Solo”, Didi Kempot dengan lagu-lagu campursari yang membuat Stasiun Balapan dikenal di penjuru negeri. Pesinden cantik dengan suara emasnya, Sruti Respati, juga berasal dari kota ini. Tak lupa tokoh besar dari kota Solo, Joko Widodo, yang menjabat sebagai Presiden (2014 – 2019).
Adanya kota Solo bermula setelah kerajaan Kartasura hancur akibat perang. Sunan Pakubuwono II memerintahkan Honggowongso dan beberapa punggawa yang lain untuk mencari tempat strategis untuk pembangunan kota baru. Akhirnya terpilihlah desa Sala sebagai tempat strategis untuk membangun kota yang baru. Namun muncul pro dan kontra dari bangsawan dan punggawa keraton, karena pembangunan ini dapat merugikan penduduk desa Sala. Salah satunya menggusur tempat tinggal penduduk.
Namun Sunan Pakubuwono II tetap bersikukuh untuk membangun Keraton di desa Sala. Akhirnya beliau membeli tanah penduduk dan memindahkannya ke tempat yang lebih luas. Selain itu penduduk juga menerima uang ganti rugi yang besar serta dijanjikan diangkat sebagai abdi dalem keraton setelah Keraton selesai dibangun. Setelah keraton selesai dibangun, pembangunan – pembangunan lainya makin pesat hingga akhirnya kota Solo jadi seperti sekarang ini.